Workshop Social Media Content: “From Ideas to Feeds: Crafting Engaging Content”

20230912_121557

Social Media Content sendiri menjadi topik yang sangat krusial dalam membangun startup. Hal ini dapat menyokong kegiatan pemasaran yaitu dalam hal edukasi dan informasi bisnis yang dilakukan di sosial media.

Divisi Inkubasi Bisnis dan Kewirausahaan atau yang dikenal Startup and Business Incubator (SEBI) memberikan kesempatan bagi mahasiswa wirausaha mengikuti Workshop Social Media Content yang diadakan di Ruang Sidang Utama Gedung AR Fachruddin A Lantai 5 Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada hari Selasa 12 September 2023.

Workshop ini diadakan bertujuan untuk meningkatkan softskill dan hardskill mahasiswa wirausaha dalam memahami prinsip desain yang menarik dan kohesif serta meningkatkan engagement dengan menggunakan alat design sederhana.

Kegiatan bertajuk “From Ideas to Feeds: Crafting Engaging Content” berlangsung secara offline serta diikuti sekitar 40 mahasiswa wirausaha yang lolos pendaan pada program pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdikbudristek).

Workshop ini menghadirkan seorang pemateri yaitu Widya Niastiaputri (Art Director Nutrishe Yogyakarta). Sesi materi ini akan menyampaikan tentang brand identity dari produk yang ditawarkan. Brand identity dapat dibentuk dengan prinsip dasar design graphic yaitu alignment (keselarasan); hierarchy (tingkatan), contrast (perbedaan); repetition; proximity; balance; color; dan white space (ruang kosong).

Prinsip Dasar Desain Grafis

Alignment adalah menyajikan sebuah paragraf sebagai deskripsi produk kita dengan ditujukkan rata kiri, rata kanan, atau rata tengah.

Hierarchy adalah menyajikan konten dengan fokus tertentu yaitu menggunakan Z dan F pattern; serta judul memakai ukuran font besar.

Repetition adalah menyajikan konten yang berulang dengan desain dan warna yang sama. Hal ini digunakan pada konten yang memerlukan objek, font, dan deskripsi yang banyak.

Proximity adalah menyajikan konten dengan mengelompokkan materi yang sama.

Balance adalah mendistribusikan elemen-elemen design dengan menerapkan deskripsi dan foto yang seimbang. Artinya tidak terlalu atas, terlalu bawah.

Color dalam desain grafis menggunakan cara “Roda Warna”. Yaitu menentukan padu-padan warna primer, sekunder, tersier, dan neutral. Penentuannya dengan cara complementary, analog, triadic, dan neutral.

White Space dalam desain grafis yaitu mengisi ruang kosong di satu lembar desain. Kekosongan ruang menjadi satu hal yang membuat konten tidak menarik.

Buat Desain yang Persuasif

Selain prinsip dasar desain grafis, konten perlu didesain secara persuasif. Desain yang persuasive untuk menanamkan sugesti pada calon audiens agar tertarik untuk membeli produk atau menggunakan layanannya. Persuasif design yaitu menyediakan informasi yang lengkap dan meyakinkan; menampilkan produk/jasa untuk menarik perhatian; memiliki daya tarik visual yaitu dengan menyajikan foto produk; dan visual hierarchy yang kuat.

Cara membuat desain yang persuasif yaitu dengan:

  1. Metode Framing, konten pembanding. Misalnya “mana yang lebih menarik: jualan offline atau online”.
  2. Metode Reciprocity, konten dengan timbal balik kepada user. Misalnya diskon dan free sample.
  3. Metode Scarcity, konten yang semakin sedikit jumlah desainnya, semakin tinggi nilainya.
  4. Metode Authority, yaitu validasi dengan ahlinya.
  5. Metode Salience, yaitu memberikan fokus pada tujuan produk yang ditawarkan.

Menurutnya, pada desain grafis memerlukan market research, pemilihan warna, dan typography. Market research bertujuan agar membuat konten yang sesuai dengan target konsumen. Pemilihan warna bertujuan agar konten tidak monoton. Sedangkan, typography berkaitan dengan pemilihan font, struktur, dan penampilan yang tepat. (ysc)

Event Terdekat
Post Terbaru

Entrepreneurship Awards IX 2025

🚀 XenConnect Indonesia: VC-Founder Speed…

Pengumuman 12 Tim Lolos Seleksi…