Saat ini, Indonesia sedang menghadapi tantangan dalam mengatasi krisis iklim. Perlu adanya transisi menuju ekonomi hijau sebagai strategi untuk meningkatkan ketahanan dampak krisis iklim serta membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan.
Pekerjaan Hijau (Green Jobs) muncul sebagai upaya untuk mengatasi tantangan krisis iklim sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pijar Foundation menghadirkan kegiatan Focus Group Discussion dengan fokus membahas persoalan green jobs khususnya pada startup dan industri di Yogyakarta pada Sabtu 7 Desember 2024.
SEBI sebagai inkubator bisnis turut mendukung pengembangan green jobs dalam forum diskusi tersebut untuk memberikan pandangan mengenai langkah dan upaya Perguruan Tinggi dalam mendukung green jobs.
Kegiatan FGD dimulai dengan sharing session dari Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DIY Robby Kusumaharta dan Kepala Sub Direktorat Dunia Usaha BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta Imam Budidharma, ST, M.Dev.
Kegiatan FGD dibuka oleh Bulan Fitri Amalia Noer Setiawan (Communication and Community at Pijar Foundation) sekaligus Moderator bersama Titus Aldi Nata Wijaya (Program and Curriculum Lead at Future Skills).
Melalui pembukaannya, FGD bertujuan untuk menciptakan inovasi kegiatan yang dapat mendukung pengembangan green jobs startup atau industri di Yogyakarta.
“Yogyakarta sebagai kota pilot project Pijar Foundation dalam pengembangan green jobs dan ekonomi hijau yang berkelanjutan mempunyai potensi seperti minat masyarakat terhadap inovasi dan keberlanjutan serta pertumbuhan sektor pariwisata”.
Menurut Robby, green jobs harus ada dimulai sejak di lingkungan keluarga agar terciptanya green mindset sejak dini.
“Green mindset haruslah tumbuh mulai dari lingkungan keluarga sehingga upaya pengembangan green jobs terus ada sampai dengan pengalaman profesional kedepannya, bukan hanya terpaku pada saat mendirikan dan membangun usaha” ujar Robby.
Menurut Imam, upaya green jobs yang dilakukan pemerintah Yogyakarta tercermin dalam kebijakan atau aturan yang jelas sehingga implementasi green jobs menjadi identitas dan budaya.
“Green jobs haruslah ada mulai dari kebijakan/aturan yang jelas. Upaya yang sudah dilakukan seperti menerbitkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah” ujar Imam.
Focus Group Discussion
Sesi diskusi dibagi menjadi dua kelompok yaitu grup A dan grup B masing-masing 10 peserta setiap grup.
Diskusi grup A dimoderatori oleh Bulan Fitri Amalia Noer Setiawan sedangkan grup B oleh Titus Aldi Nata Wijaya.
Masing-masing diskusi dimulai dengan pembahasan peluang, tantangan, inovasi, kolaborasi, serta strategi keterampilan yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan green jobs dalam sektor eko-wisata, manufaktur, energi, dan pertanian di Yogyakarta dengan stakeholder seperti masyarakat, kampus, non-governmental organization (NGO), dan pemerintah.
Perwakilan SEBI di grup A yaitu Yossica Ariatami Edwina dan Lathifa Nur Baiti, misalnya, dapat menyimpulkan bahwa peluang green jobs di Yogyakarta adalah semata karena sumber daya manusia (SDM) serta ide/gagasan karena Yogyakarta adalah Kota Pelajar dengan berbagai perguruan tinggi. Namun, tantangan yang akan dihadapi adalah kesenjangan implementasi karena tidak semua daerah di Yogyakarta belum secara masif menerima ide terbarukan apalagi seperti green jobs. Melalui tantangan tersebut, inovasi yang dapat diberikan adalah salah satunya menaruh kebijakan green jobs dalam kurikulum belajar di kampus bagi stakeholder terkait melalui strategi menghadirkan auditor energi, kegiatan untuk membangun awareness tentang green jobs, serta sertifikasi terkait. (ysc)
